Senin, 2009 Juli 20
Rumah Pintar
Bulan juli di tahun 2009 merupakan awal bulan kemarau, hujan merukan harapan bagi sebagian masyarakat yang menggantungkan pendapatan dari pertanian. Begitu juga petani tadah hujan yang berada di Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan musim kemarau sawah tidak bisa lagi ditanami padi. Tanaman padi bagi petani yang berada di desa Srimartani hanya bisa dinikmati sekali dalam setahun.
Musim kemarau dimanfaatkan untuk tanaman sayuran, dan palawija. Tanaman ini tidak membutuhkan banyak air, tetapi tanaman tetap harus mendapatkan air yang cukup. untuk itu Rumah Pintar peduli dengan kondisi petani.
Rumah Pintar Pijoengan yang konsisten dengan pemberdayaan masyarakat, telah menyediakan empat buah pompa air semuanya merupakan sumbangan untuk kepentingan masyarakat petani.
Kini petani tidak lagi khawatir saat tanaman mulai kekeringan, tinggal meminjam pompa dari pengurus. Biaya yang dikeluarkan bila dibanding dengan sewa pompa jauh lebih murah. Petani hanya mengeluarkan biaya untuk beli bensin dan infaq pemeliharaan sekedarnya.
Sebagai perbandingan tanah seluas 1000 m, bila sewa pompa petani mengeluarkan biaya sebesar 100 000 rupiah. Bila menggunakan pompa milik Rumah Pintar petani menghabiskan biaya untuk beli bahan bakan 5 liter bensin, Rp.4500 per liter sehingga petani cukup mengeluarkan biaya untuk mengairi sawah Rp. 22 500. anggap infaq Rp. 7 500. jadi biaya yangdikeluarkan sebesar Rp. 25 000. Sehingga Petani lebih hemat Rp. 75 000 untuk biaya pertaniannya.
Hanya saja sumur yang bisa dimanfaatkan untuk pengairan baru 3 buah perlu 5 buah lagi. Petani mengharapkan ada donatur yang mau menginfaqkan hartanya untuk pembuatan sumur di lahan yang memang perlu sumur untuk pengairan. Semoga Allah melimpahkan kelebihan rizki kepada hamba-Nya dan mau menginfaqkan sebagian dananya untuk pembuatan sumur utuk pengairan, Insya Allah Amalnya akan mengalir terus selama sumur masih dipakai petani. amin . (Wied)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar