Selamat Datang di website Rumah Pintar "Pijoengan" Jogja

Selamat Datang di website Rumah Pintar 'Pijoengan'.

Total Pengunjung Website ini

Senin, 01 September 2014

PEMBUATAN BOKHASI

Pendahuluan


Tingginya harga pupuk kimia buatan dan kelangkaan pupuk di sejumlah wilayah saat ini sangat meresahkan para petani. Sejumlah petani di beberapa daerah bahkan telah mulai melirik jenis pupuk lain sebagai pengganti pupuk kimia buatan yang biasa digunakan. Salah satu jenis pupuk yang dapat menggantikan kehadiran pupuk kimia buatan adalah bokashi.

Bokashi adalah Bahan Organik Kaya akan Sumber Hayati. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (pupuk kandang, jerami, sampah, sekam serbuk gergaji, rumput dll.).

Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat membantu menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan tanah tetap terjaga dan ramah lingkungan.

Pembuatan bokashi sangat perlu untuk diterapkan, karena merupakan teknologi baru yang tepat guna, dengan biaya murah serta mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan limbah ternak dan limbah pertanian yang ada.

Di Jepang, bokashi telah digunakan sejak tahun 80-an. Banyak petani di negeri sakura memilih bokashi untuk lahan pertaniannya dikarenakan bokashi dapat memperbaiki struktur tanah yang sebagian besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia terus-menerus. Selain itu bokashi juga terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan setelah bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur makro dan mikronya.

Bokhasi memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek.

Aspek Ekonomi:

1.      Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
2.      Mengurangi volume/ukuran limbah
3.      Memiliki ekonomis yang lebih tinggi dari bahan asalnya

Aspek Lingkungan

1.      Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organic yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah.
2.      Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

Aspek Bagi Tanah /Tanaman :
  
1.      Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam.
2.      Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kompos.
3.      Periode tumbuh pada tanaman lebih cepat.
4.      Peningkatan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan seperti mycorhiza, rhizobiumbakteria pelarut fosfat dll.
5.      Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman.
6.      Bila bokashi dimasukan ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagaisubstrat oleh mikroorganisme, efektif untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur hara bagi tanaman.

Alat-alat yang dibutuhkan :
1.      Terpal,
2.      Sekop
3.      Drum atau gentong plastik.
4.      Ember plastik,
5.      Sprayer/gembor
6.      Sarung tangan plastik, sepatu boot, dan masker

Bahan Bokhasi:

No
Bahan-bahan
Takaran
1
Kotoran hewan (Sapi, Kambing, Ayam, Kelinci, dll)
200 Kg
2
Sekam/Abu sekam/Arang sekam, Serbuk gergaji
37,5 Kg
3
Bekatul / dedak
12,5 Kg
4
Kapur dolomite
12,5 Kg
5
Tetes tebu/gula
¼ Kg
6
Phefoc-HCS
1 Botol
7
Suplemen Organik Tanaman (SOT)- HCS
1 Botol

 Pembuatan Pupuk Bokashi
Ada 2 tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan pupuk Bokhasi:
1.      Tahap I

Membersihkan kotoran ternak dari bibit hama berupa gulma dan fungi/jamur dengan cara disemprot PHEFOC :

a.       Larutkan 1 (satu) botol PHEFOC HCS dan 3 (tiga) sdm. gula pasir ke dalam 5 liter air (gunakan ember).
b.      Kemudian hamparkan terpal untuk tempat kotoran ternak yang hendak di semprot.
c.       Semprotkan larutan PHEFOC HCS secara merata memakai sprayer dengan membuat lapisan sedikit demi sedikit. Maksudnya adalah begini, di atas terpal tadi buat lapisan kotoran ternak agak tipis kemudian disemprot rata, selanjutnya di atasnya buat lagi lapisan ternak lalu disemprot, demikian seterusnya…..
d.      Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai kandungan air kurang lebih 30% (ciri-cirinya adalah air tidak menetes/setengah basah dan bila dikepal dengan tangan sulit pecah)
e.       Setelah diperkirakan merata dan kandungan airnya cukup, lalu kotoran ternak tersebut dimasukkan ke dalam drum/gentong plastik dan ditutup rapat agar terjadi proses fermentasi tahap 1 selama 1 hari (24 jam)
f.       Apabila telah selesai, dinginkan kotoran ternak yang sudah difermentasi tadi untuk proses fermentasi tahap ke 2.


2.      Tahap II

Proses pembuatan pupuk Bokashi caranya :

a.       Larutkan 1 botol SOT HCS dan 200 gr gula pasir ke dalam 5 liter air 
(gunakan ember lagi).
b.      Hamparkan lagi terpal untuk mencampurkan semua bahan.
c.       Campurkan semua bahan : kotoran ternak, abu sekam, bekatul, dan dolomite secara merata.
d.      Semprotkan larutan SOT HCS secara merata memakai sprayer dengan membuat lapisan sedikit demi sedikit (ingat cara fermentasi kotoran ternak tahap 1…..)
Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai kandungan airnya kurang lebih 30% (ciri-cirinya adalah air tidak menetes/setengah basah dan bila dikepal dengan tangan susah pecah).
e.       Setelah tercampur dengan baik, adonan campuran tadi dimasukkan kedalam drum atau tong plastik dan ditutup dengan rapat untuk proses fermentasi tahap 2. Waktu yang diperlukan adalah selama 3 hari (72 jam).
f.       Selama fermentasi suhu akan mengalami kenaikan sampai 50C itu tandanya reaksi fermentasi berhasil dilakukan. Sebaiknya atur suhu jangan sampai terlalu panas supaya tidak terjadi proses pembusukan yang mengakibatkan bokashi menjadi rusak. Biasanya tahap awal fermentasi periksa kondisi suhu setiap 5 jam. Dapat juga digunakan termometer untuk mengukur suhu agar lebih yakin.

g.      Kemudian dinginkan dan akhirnya pupuk bokashi pun siap anda gunakan sebagai pupuk organik.