Yogyakarta (28/8/2014) Sebagai bentuk keprihatinan Rumah Pintar "Pijoengan" terhadap hasil panen cabe kriting petani Desa Srimartani, Piyungan, Bantul, Yogyakarta yang dijual ke pasar atau pedagang dari kisaran harga Rp. 3.000,- sampai Rp. 4.000,-/ kg. Kondisi yang demikian itu dialami petani sejak panen pertama kali yang dimulai dari pertengahan bulan puasa atau bulan Juli hingga bulan Agustus 2014. Dari survei yang dilakukan oleh Rumah Pintar "Pijoengan" seluruh petani berkeluh kesah dengan hasil penjualan cabe kritingnya yang dijual ke pasar atau ke pedagang dengan hasil yang rendah
Kalau dihitung dari hasil panen dengan modal yang dikeluarkan mulai dari membiayai tenaga untuk membuat bedengan, pembelian plastik mulsa, bibit, dan pupuk tidak sebanding. Bahkan sebagian petani tidak mau memanennya dengan membiarkannya yang akhirnya membusuk di sawah. Dari penuturan bapak Istohar dari Dukuh Wanujoyo, Srimartani mengatakan "Saya menjual cabe di pasar Kembang Sari hanya dihargai Rp. 3500,- kalau cabenya dengan kondisi baik, itupun hanya mau sekitar 15 Kg di atas itu tidak mau menerima karena banyak yang setor padanya" kata pak Istohar.
Dengan melihat kondisi yang demikian Rumah Pintar "Pijoengan" mengambil inisiatif untuk bekerjasama dengan seorang pengepul yang berasal dari Manis Renggo Klaten untuk membeli hasil panen masyarakat Srimartani. Dari hasil kesepakatan antara Rumpin "Pijoengan" dengan pengepul bahwa pengepul akan mengambil atau membeli hasil panen petani dengan harga sama di pasar dan menyesuaikan kenaikannya dengan kondisi hasil panen dan dengan jumlah berapapun akan diambil. Dari hasil kesepakatan tersebut Rumpin "Pijoengan" mensosialisasikan kepada beberapa petani cabe agar hasil panenya dikumpulkan di Rumpin "Pijoengan" dengan mendengar sosialisasi tersebut selang beberapa hari petani cabe berduyun-duyun dengan membawa cabenya untuk dikumpulkan di Rumpin. Hampir setiap hari para petani cabe mengumpulkan dan mengantarkannya ke Rumpin. Harganyapun lumayan tinggi dari harga pasaran tentunya menyesuaikan dari kondisi cabe yang dipanen petani.
Petanipun merasa lega dan terbantu atas inisiatif Rumpin "Pijoengan" yang mendatangkan pengepul untuk membeli hasil panen cabenya. Hingga sampai saat ini harga cabe mulai naik sampai Rp. 7000,-/ kg dengan menyesuaikan kenaikan harga di pasaran. Dengan demikian para petani bersemangat untuk memelihara cabenya dengan memberikan pupuk secara berkala dengan berharap panennya tambah melimpah dan harganya semakin tinggi yang akhirnya petani cabe bisa sejahtera. (Yono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar