Pendahuluan
Petani selain bercocok
tanam di sawah dan ladang di rumahnya ada kegiatan sampingan yaitu beternak
sapi, kambing, ayam, itik dan lainnya. Dengan adanya sampingan beternak
berharap ada “Tabungan” atau tambahan penghasilan apabila hasil sawah atau
ladang tidak mencukupi sewaktu-waktu punya cadangan yaitu hasil ternaknya.
Kondisi yang demikian itu benar adanya yang dilakukan kebanyakan petani
terutama petani yang lahannya sedikit maupun hanya sebagai buruh tani.
Setalah ditelaah lebih
dalam sebenarnya kondisi petani yang seperti di atas juga ada masalah
tersendiri, yaitu seluruh waktu tercurahkan hanya untuk bekerja baik di sawah
atau diladang banhkan sore harinya harus merumput untuk pakan ternak sehingga
waktu untuk bercengkerama dengan keluarga tidak ada. Dan ada sebagian besar
masyarakat yang bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ternaknya juga perlu
dipelihara dan merumput mau tidak mau istri yang seharusnya sebagai ibu rumah
tangga juga terseret ikut memeliha ternaknya yang mengharuskan tiap hari
merumput di sawah dan suaminya bekerja sebagai buruh bangunan atau bekerja yang
lainnya. Dengan demikian anak menjadi korban, yang seharusnya mendapatkan kasih
sayang dari kedua orang tuanya.
Untuk mencari solusi
dari persoalan para petani sebenarnya sudah ada pemecahannya yaitu dengan
pembuatan pakan fermentasi yang sudah dilakukan masyarakat sejak lama. Karena
kurang informasi dan pengetahuan petani belum melakukannya. Sementara
bahan-bahan dari limbah pertanian di lingkungan masyarakat melimpah dan belum
dimaksimalkan penggunaanya. Dengan kehadiran pembuatan pakan ternak dengan sistem
fermentasi berharap menjadi solusi bagi petani sehingga pekerjaan petani
menjadi ringan dengan istilah “beternak tetap dilakukan bekerja jalan terus”.
Pengertian
Fermentasi
Fermentasi
merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang
dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut biasanya
dimanfatkan sebagai minuman atau makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal
dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Sebagai suatu proses fermentasi
memerlukan:
1.
Mikroba
sebagai inokulum
2.
Tempat
(wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal.
3.
Substrat
sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba.
Keuntungan
Fermentasi
1. Makanan
hasil fermentasi umumnya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari pada bahan
aslinya
2. Makanan
hasil fermentasi lebih mudah dimakan dari pada dalam bentuk bahan aslinya
3. Makanan
hasil fermentasi mempunyai faktor atau cita rasa yang lebih baik.
Pengganti
Makanan Ternak (PMT)
Ada beberapa jenis
bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan dengan lingkungan
sekitar. Jika dilingkungan banyak terdapat jerami, maka sebagai bahan dasar
makanan bisa menggunakan jerami. Dan jerami yang sangat bagus nilai gizinya
jerami kangkung. Untuk jerami padi memang cukup bagus, walaupun nilai gizinya
tak sebanyak jerami kangkung.
Adapun beberapa jenis
bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan pakan tersebut, Antara
lain:
1. Jerami
dari tanaman pertanian(padi, jagung, tebu, kangkung, kedelai, dll.)
2. Kulit
umbi-umbian (kulit singkong, ubi jalar, dll.)
3. Kulit
kacang-kacangan (kulit kacang tanah, kulit kopi, dll.)
4. Sayur-sayuran
(untuk menekan biaya bisa menggunakan sisa-sisa sayur dari pasar dengan pola
fermentasi basah)
5. Daun-daunan,
baik yang masih basah maupun yang telah kering
Pembuatan
Pakan Ternak dengan Sistem Fermentasi
Dalam pembuatan pakan
dengan sistem fermentasi didasarkan pada pemanfaatan limbah-limbah pertanian
yang melimpah disekitar lingkungan petani yang dijadikan pakan ternak dengan
menggunakan mikroba untuk proses fermentasi.
Adapun yang perlu disiapkan
dalam pembuatan pakan ternak dengan system fermentasi adalah:
Alat-alat
yang dibutuhkankan:
1. Terpal,
2. Sekop
3. Drum atau gentong plastik.
4. Ember plastik,
5. Sprayer/gembor
6. Sarung tangan plastik, sepatu boot, dan
masker
Bahan-bahan
yang harus disediakan
No
|
Bahan
|
Takaran
|
Serat
kasar
|
Debok,
Jerami, Kulit Umbi-umbian, Kulit kacang-kacangan, Sayur-sayuran, Daun-daunan
|
50 % / 35 %
|
Protein
|
Ampas
tahu, Ampas bir, Kleci, Kopra, dll
|
35 % / 50 %
|
Karbohidrat
|
Jagung,
Ampas telo, Polar, Onggok, Bekatul, Dedak, dll
|
15 %
|
Molases
|
Tetes
tebu / gula
|
1 %
|
Mineral
|
Garam
daur / mineral hewan
|
1 %
|
Air
|
Air
bersih
|
1 liter basah, 5 liter kering
|
Mikroba
|
Suplemen
Organik Cair (SOC)
|
3-6 tutup
|
Cara
Pembuatan:
1. Larutkan Larutkan Mikroba SOC 4-6 tutup,
gula pasir/tetes tebu ke dalam 1 liter air apabila bahan serat kasar basah, dan
apabila serat kasarnya kering 10 liter (gunakan ember) untuk diaduk sampai
merata.
2. Hamparkan terpal untuk tempat
pembuatan bahan-bahan yang sudah disediakan
3. Hamparkan Serat
kasar setebal 20 cm, di atasnya protein, karbohidrat dan mineral
4. Semprot dengan
sprayer/gembor larutan di atas secara merata
5. Setelah
diperkirakan merata dan kandungan airnya cukup, lalu seluruh bahan di masukkan
kedalam drum atau ditutup dengan terpar secara rapat agar terjadi proses
fermentasi.
6. Proses
fermentasi apabila bahan serat kasarnya basah 1 jam sudah jadi, apabila serat
kasarnya kering memakan waktu 1 x 24 jam.