Pendahuluan
Tingginya
harga pupuk kimia buatan dan kelangkaan pupuk di sejumlah wilayah saat ini sangat meresahkan para petani.
Sejumlah petani di beberapa daerah bahkan telah mulai melirik jenis pupuk lain
sebagai pengganti pupuk kimia buatan yang biasa digunakan. Salah satu jenis
pupuk yang dapat menggantikan kehadiran pupuk kimia buatan adalah bokashi.
Bokashi
adalah Bahan Organik Kaya akan
Sumber Hayati. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah
pertanian (pupuk kandang, jerami, sampah, sekam serbuk gergaji, rumput dll.).
Pupuk
Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan manfaat bagi
masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat membantu
menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan
tanah tetap terjaga dan ramah lingkungan.
Pembuatan
bokashi sangat perlu untuk diterapkan, karena merupakan teknologi baru yang tepat guna,
dengan biaya murah serta mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan limbah ternak
dan limbah pertanian yang ada.
Di
Jepang, bokashi telah digunakan sejak tahun 80-an. Banyak petani di negeri sakura memilih bokashi
untuk lahan pertaniannya dikarenakan bokashi dapat memperbaiki struktur tanah
yang sebagian besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia
terus-menerus. Selain itu bokashi juga terbukti meningkatkan kesuburan serta
produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan setelah
bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam
bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil,
namun lengkap unsur makro dan mikronya.
Bokhasi
memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek.
Aspek Ekonomi:
1.
Menghemat biaya untuk transportasi
dan penimbunan limbah
2.
Mengurangi volume/ukuran limbah
3.
Memiliki ekonomis yang lebih tinggi
dari bahan asalnya
Aspek Lingkungan
1. Mengurangi
polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah
organic yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah.
2. Mengurangi
kebutuhan lahan untuk penimbunan.
Aspek
Bagi Tanah /Tanaman :
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam.
2. Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingkan
dengan pupuk kompos.
3. Periode tumbuh pada tanaman lebih cepat.
4. Peningkatan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan
seperti mycorhiza, rhizobium, bakteria pelarut fosfat dll.
5. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan
tanaman.
6. Bila bokashi dimasukan ke dalam tanah, bahan organiknya
dapat digunakan sebagaisubstrat oleh mikroorganisme, efektif untuk
berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan persediaan unsur hara
bagi tanaman.
Alat-alat yang dibutuhkan :
1. Terpal,
2. Sekop
3. Drum atau gentong plastik.
4. Ember plastik,
5. Sprayer/gembor
6. Sarung tangan plastik, sepatu boot, dan
masker
Bahan
Bokhasi:
No
|
Bahan-bahan
|
Takaran
|
1
|
Kotoran
hewan (Sapi, Kambing, Ayam, Kelinci, dll)
|
200
Kg
|
2
|
Sekam/Abu
sekam/Arang sekam, Serbuk gergaji
|
37,5
Kg
|
3
|
Bekatul
/ dedak
|
12,5
Kg
|
4
|
Kapur
dolomite
|
12,5
Kg
|
5
|
Tetes
tebu/gula
|
¼
Kg
|
6
|
Phefoc-HCS
|
1
Botol
|
7
|
Suplemen
Organik Tanaman (SOT)- HCS
|
1
Botol
|
Pembuatan Pupuk Bokashi
Ada 2
tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan pupuk Bokhasi:
1.
Tahap I
Membersihkan kotoran ternak dari bibit hama berupa
gulma dan fungi/jamur dengan cara disemprot PHEFOC :
a.
Larutkan
1 (satu) botol PHEFOC HCS dan 3 (tiga) sdm. gula pasir ke
dalam 5 liter air (gunakan ember).
b.
Kemudian
hamparkan terpal untuk tempat kotoran ternak yang hendak di semprot.
c.
Semprotkan
larutan PHEFOC HCS secara merata
memakai sprayer dengan membuat lapisan sedikit demi sedikit. Maksudnya adalah
begini, di atas terpal tadi buat lapisan kotoran ternak agak tipis kemudian
disemprot rata, selanjutnya di atasnya buat lagi lapisan ternak lalu disemprot,
demikian seterusnya…..
d.
Bila
perlu tambahkan air dan diaduk sampai kandungan air kurang lebih 30%
(ciri-cirinya adalah air tidak menetes/setengah basah dan bila dikepal dengan
tangan sulit pecah)
e.
Setelah
diperkirakan merata dan kandungan airnya cukup, lalu kotoran ternak tersebut
dimasukkan ke dalam drum/gentong plastik dan ditutup rapat agar terjadi proses
fermentasi tahap 1 selama 1 hari (24 jam)
f.
Apabila
telah selesai, dinginkan kotoran ternak yang sudah difermentasi tadi untuk
proses fermentasi tahap ke 2.
2.
Tahap II
Proses pembuatan
pupuk Bokashi caranya :
a.
Larutkan
1 botol SOT HCS dan 200 gr gula pasir ke dalam
5 liter air
(gunakan ember lagi).
b.
Hamparkan
lagi terpal untuk mencampurkan semua bahan.
c.
Campurkan
semua bahan : kotoran ternak, abu sekam, bekatul, dan dolomite secara merata.
d.
Semprotkan
larutan SOT HCS secara merata memakai sprayer
dengan membuat lapisan sedikit demi sedikit (ingat cara fermentasi kotoran
ternak tahap 1…..)
Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai kandungan airnya kurang lebih 30%
(ciri-cirinya adalah air tidak menetes/setengah basah dan bila dikepal dengan
tangan susah pecah).
e.
Setelah
tercampur dengan baik, adonan campuran tadi dimasukkan kedalam drum atau tong
plastik dan ditutup dengan rapat untuk proses fermentasi tahap 2. Waktu yang
diperlukan adalah selama 3 hari (72 jam).
f.
Selama
fermentasi suhu akan mengalami kenaikan sampai 50⁰C itu tandanya reaksi
fermentasi berhasil dilakukan. Sebaiknya
atur suhu jangan sampai terlalu panas supaya tidak terjadi proses pembusukan
yang mengakibatkan bokashi menjadi rusak. Biasanya tahap awal fermentasi
periksa kondisi suhu setiap 5 jam. Dapat juga digunakan termometer untuk
mengukur suhu agar lebih yakin.
g.
Kemudian
dinginkan dan akhirnya pupuk bokashi pun siap anda gunakan sebagai pupuk
organik.