|
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta, Toni Agus Wijaya, tidak menentunya cuaca ini karena dipengaruhi banyak faktor.
“Kondisi cuaca itu sangat dinamis. Banyak faktor yang mempengaruhi sehingga prediksi kadang tidak tepat. Kita sudah memprediksi, namun karena ada faktor lain, maka itu bisa dimungkinkan berubah,”
Beberapa faktor tersebut, dikatakan Toni, seperti beberapa waktu lalu dengan munculnya badai Nida di Philipina serta Elnino di Pacifik. Jika saat terjadinya badai Nida, awan yang seharusnya berada di DIY justru tertarik ke utara.
Sedangkan saat terjadinya Elnino di Pacifik, awan yang ada di sekitar DIY juga tertarik ke samudra tersebut yang memiliki tekanan udara lebih rendah.
“Fenomena tersebut yang tidak bisa kita pastikan. Kedua fenomena tersebut sekarang telah melemah, sekarang yang muncul justru adanya badai tropis Laurence yang berada di Darwin, Australia,” tambahnya.
Dikatakannya, adanya badai ini justru menguntungkan wilayah DIY. Badai tropis Laurence ini malah akan membawa awan yang berada di utara pulau Jawa, mendekat ke arah Darwin. Ini artinya, wilayah DIY akan dilalui awan tersebut.
“Saat ini awan berada di wilayah Makassar, Kupang. Semarang sudah mulai hujan, diperkirakan DIY sebentar lagi akan hujan, kalau tidak Jumat (18/12) atau Sabtu (19/12), DIY sudah mulai hujan,” kata Toni.
Hujan ini, diperkirakan Toni, akan berlangsung lama dan setelah itu DIY akan memasuki musim hujan.
Diperkirakan BMKG pula, hujan akan terjadi merata di propinsi ini, baik Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Sleman dan Kulonprogo serta Gunungkidul.
“Biasanya, hujan pertama akan berlangsung lama dan diiringi angin, namun anginnya tidak akan kencang,” pungkas Toni. tulisan ini disarikan dari KR Jogja.