Selamat Datang di website Rumah Pintar "Pijoengan" Jogja

Selamat Datang di website Rumah Pintar 'Pijoengan'.

Total Pengunjung Website ini

Jumat, 13 Agustus 2010

Ibu Ani: Beri Penghargaan kepada Rumah Pintar Berprestasi




Jonggol, Bogor: Mutumanikam merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya dan ekonomi kreatif. Saat ini, Indonesia adalah pemasok 40 persen mutiara dunia. Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono mengatakan hal ini ketika meresmikan Padepokan Mutumanikam Nusantara Indonesia (MMNI) di desa Cibatutiga, Jonggol, Jawa Barat, Kamis (22/7) siang.

Ibu Negara menyambut baik atas selesainya pembangunan bengkel pelatihan bagi para perajin perhiasan yang diberi nama Padepokan MMNI ini. "Dengan kerja keras dan dedikasi luar biasa dari para pengurus MMNI yang memiliki cita-cita luhur guna meningkatkan kemampuan dan mengangkat potensi perajin perhiasan dan mutiara di Indonesia," ujar Ibu Ani. Hal ini juga nantinya akan meningkatkan kesejahteraan para perajin dan keluarganya.

Ibu Ani meyakini, dengan hamparan alam yang hijau dari desa Cibatutiga ini, para perajin akan dapat mengeksploitasi kemampuan dan menemukan inspirasi-inspirasi baru. "Biasanya dengan tempat yang seperti itu orang akan menghasilkan karya seni yang indah pula," kata Ibu Ani.

Selain itu, Ibu Negara juga mengharapkan agar para perajin yang biasanya mendapatkan keahlian secara turun-menurun bisa mendapatkan pengetahuan tentang teknik membuat perhiasan yang lebih baik dengan adanya pelatihan ini. "Saya yakin desain dan kualitas mutumanikam Indonesia akan semakin baik dari waktu ke waktu sehingga tambah diminati di dalam negeri dan dapat bersaing di pasar global," Ibu Ani menjelaskan.

Menurut Ibu Ani, momentum ini harus dimanfaatkan. Saat ini, Indonesia merupakan pemasok 40 persen mutiara di dunia. "Kondisi ini harus dilihat sebagai peluang. Dengan cara meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, manajemen, dan marketing terkait produk mutumanikam," tegas Ibu Negara.

Lebih lanjut, Ibu Ani meminta kepada MMNI untuk mencari cara bagaimana dari memproduksi mutiara lepasan, Indonesia juga bisa memasok mutiara dalam bentuk perhiasan yang digemari, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.

Ibu Ani juga mendukung MMNI untuk mendatangkan pelatih baik dari dalam atau luar negeri, seperti saat ini yang sudah mendatangkan pelatih dari Belgia dan Spanyol. "Saya menganggap ini suatu terobosan yang baik. Dengan menimba ilmu dari para pakar luar negeri, para perajin akan mengetahui teknik pengerjaan yang berkualitas dan desain perhiasan yang disukai oleh masyarakat internasional, sehingga kita bisa memproduksi perhiasan dengan standar dunia," Ibu Ani menambahkan.

Ibu Ani juga menyambut baik upaya mengembangkan Padepokan MMNI sebagai tujuan wisata. "Semoga anak-anak sekolah bisa diajak kemari, bisa diajarkan bagaimana membuat perhiasan. Sehingga terbuka wawasan anak-anak untuk mengetahui jenis-jenis pekerjaan," ujar Ibu Ani. Ini juga merupakan upaya menumbuhkan semangat cinta produk dalam negeri.

Program MMNI, lanjut Ibu Ani, juga sejalan dengan program SIKIB, yaitu program Indonesia Pintar yang telah mendapat pujian dari UNESCO. "Beberapa negara juga berkeinginan untuk meniru program-program SIKIB," jelas Ibu Negara. Melalui program-program SIKIB ini telah terealisasi 134 unit Mobil Pintar, 300-an Motor Pintar, dan 234 Rumah Pintar.

Program Indonesia Pintar bersifat nonformal dan informal, bukan pendidikan formal. "Oleh karena itu, sama sekali tidak tumpang tindih dengan tugas kementerian pendidikan nasional," Ibu Ani menegaskan.

Selanjutnya, dalam upaya peningkatan kualitas Rumah Pintar, maka dilakukan pemetaan untuk mendapatkan data-data yang akurat dari Rumah Pintar mana yang layak mendapatkan penghargaan. Adapun penghargaan tersebut telah diberikan kepada puluhan Rumah Pintar baik milik lembaga ataupun non lembaga yang tersebar di seluruh Indonesia, diantaranya diperoleh Rumah Pintar (Rumpin) Pacitan, Cikeas, Jambi, Kalbar, Semarang, Pijoengan Jogjakarta, dan kota-kota lainnya.

"Saya yakin penilaian ini atas dasar fakta yang ada, secara objektif dan tidak ada kongkalikong," ujar Ibu Negara. "Karena yang menilai juga ada dari unsur UNESCO, tidak mungkin UNESCO melihat dengan kongkalikong," Ibu Ani menambahkan. Kepada para pemenang Rumah Pintar, diberikan Piala Ibu Negara dan dana pengembangan masing-masing Rp 10 juta.

Terkait pentas prestasi yang diresmikan tahun 2007, dan pelaksanaannya tahun ini dilakukan bekerjasama dengan SIKIB, Ibu Ani menjelaskan bahwa hal ini didasari karena Ibu Negara menilai belum ada pebnghargaan terhadap kreativitas anak di Indonesia. "Kemudian saya menyampaikannya kepada pihak Taman Impian Jaya Ancol untuk dapat menyediakan tempat yang bisa mewujudkannya," kata Ibu Ani.

Pentas Prestasi Replika Wahana Ancol ini dimenangkan oleh sekolah-sekolah mulai dari tingkat SD sampai Universitas yang berasal dari kota di luar Jakarta. Mereka, antara lain, Lombok Timur dan Tangerang. "Ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan sudah menyebar di seluruh tanah air," Ibu Negara menjelaskan.

Terkait penghargaan yang diterimanya, Ibu Negara menjelaskan bahwa penghargaan atas gerakan penanaman 10 juta pohon tersebut adalah untuk Indonesia. Indonesia, lanjut Ibu Ani, telah menjadi sorotan dunia akan pemeliharaan hutan karena Indonesia merupakan salah satu negara pemilik hutan hujan tropis terbesar yang menjadi paru-paru dunia.

"Oleh karena itu, marilah kita menjaga lingkungan kita. Lingkungan yang sehat akan membuat kita bisa berkarya dengan lebih baik," ujar Ibu Ani.

Usai memberikan sambutan, Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono melakukan peninjauan ke semua sentra yang ada di Padepokan MMNI ini, seperti kebun herbalia, bengkel kerja, dan juga kebun sayur. (yun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar